Ya, ayas Aremania Musiman!

Arema

"Ini adalah kisahku. Sebuah kisah nyata yang tidak direkayasa sama sekali. Tentunya Anda tahu Aremania? Atau mungkin Anda memang seorang Aremania? Jika iya, cerita singkat ini sangat menarik untuk Anda simak. Silakan menikmati apa adanya."


Aremania merupakan salah satu suporter dengan massa yang sangat banyak dan tersebar dimana-mana. Apalagi setelah musim ini Arema Indonesia berhasil menyabet gelar juara Indonesia Super League 2009/10, makin bertambah banyak saja orang yang bertitel "Aremania". Bahkan di tempat asal saya, Pacitan, telah terbentuk sebuah komunitas Aremania. Komunitas tersebut terbentuk beberapa bulan yang lalu.

Saya sendiri pada awalnya adalah seorang "Bonekmania". Lho kok bisa? Ya bisa dong, kan pada waktu itu saya nge-fans dengan seorang pemain Persebaya yang berjuluk Si Kurus alias Kurniawan Dwi Yulianto. Kalau jaman dahulu sih saya belum terlalu mengenal nama-nama suporter. Jadi meskipun saya dukung Persebaya (selama ada Kurniawan), saya tidak menggunakan "gelar" Bonekmania. Setelah Kurniawan meninggalkan Persebaya dan bergabung dengan Persija pada tahun 2005, saya pun hanya menjadi penonton Liga Indonesia tanpa menjagokan klub tertentu.

Pertengahan 2006, saya dipastikan kuliah di Kota Malang. Tanpa ada rencana, saya dan seorang teman meluncur ke Stadion Kanjuruhan untuk melihat pertandingan Arema Malang (tapi saya lupa lawan klub mana, yang jelas sekitar awal September 2006). Setiba di dalam stadion, atmosfer pertandingan sangat "panas". Suasana stadion bergemuruh oleh nyanyian dan teriakan ribuan Aremania. Sejak saat itulah saya menjadi suporter Arema (masih belum "bergelar" Aremania). Baru pada gelaran perdana Indonesia Super League 2008/09 saya "menggelari" diri sebagai Aremania dan rutin melihat pertandingan di stadion. Atribut Arema pun tak ketinggalan untuk dibeli. Bahkan terkadang uang saku pun bisa habis untuk membeli atribut atau tiket pertandingan. Padahal, saya di Malang adalah sebagai anak kos.

Ketika musim 2009/10 dimulai, dimana Arema Malang berganti nama menjadi Arema Indonesia dan kostum pun berubah, tentu saja saya segera berburu atribut lagi. Bahkan ikut bergabung ke komunitas Aremania dan membeli kaos "member". Pada akhir musim, Arema menyabet juara Indonesia Super League 2009/10. Saya ikut merayakan momen juara Arema meski tidak ikut konvoi.

Beberapa hari setelah Arema juara, tiba-tiba saya berfikir, Arema juara dapat IDR 2 Milyar, tapi saya dapat apa? Kebanggaan? Sedikit karena saya bukan Arema (Arek Malang). Setelah "survei" alias ngobrol sana-sini dengan beberapa wong-wong Malang, saya pun dapat "pencerahan". Salah satu wong lawas bercerita kalau dulu dia sangat fanatik ke klub Arema. Tiap pertandingan datang ke stadion. Bahkan waktu Arema juara Galatama dia ikut-ikutan konvoi selama beberapa hari. Hingga suatu malam dia ditanya ibunya: "Le, kon iku Arema juara ae sampek koyok ngono. Kon oleh opo?". Dia pun berfikir, "bener juga ya, saya dapat apa". Cerita itulah yang membuat saya semakin yakin untuk menanggalkan "kefanatikan" terhadap sebuah klub. "Aku seng Arema (Arek Malang) durung mesti Aremania, kon nyapo fanatik koyo ngono" katanya. Dan, saya membenarkan pernyataan tersebut. Ngapain terlalu fanatik jadi Aremania, lagipula sekarang sudah banyak yang jadi Aremania. Ibaratnya, mati 1 tumbuh 1000. Satu orang menanggalkan "gelar" Aremania, masih banyak Aremania baru yang lain.

"FTONE Spirit Of Arema-Arema Voice akan diperpanjang. Bla bla bla...." Kata-kata tersebut adalah SMS dari 1212 (Telkom Flexi) yang saya terima selama 2 bulan. Saya tidak menyadari bahwa tiap minggu mendapat SMS dari 1212, pulsa terpotong IDR 1100 (+IDR 150). Setelah saya cek pulsa, ternyata pulsa habis tinggal IDR 36(!) Sebelumnya pulsa masih lebih dari IDR 10000. Padahal saya tidak pernah melakukan registrasi FTONE (HP saya pakai hanya untuk telpon, selebihnya nganggur). Segera saya meluncur ke kantor Telkom terdekat untuk men-UNREG FTONE. Hasilnya, mbak CS pun bingung karena setelah dicek tidak ada konten FTONE di nomor Flexi saya (memang ketika ditelepon pun hanya berbunyi "tuuuut... tuuuuuut..."). Mbak CS bilang kalau nomor Flexi saya sebaiknya jangan diisi ulang dahulu. Duh, betapa sakit hatinya saya karena merasa "dirampok". Saya semakin mantap untuk menanggalkan "gelar" Aremania.

Saking sakit hatinya, saya sampai menulis status di Facebook "biarlah dana yang masuk tidak berkah, hasil rampok'an". Ajaibnya, ada friend yang ngaku-ngaku Aremania Sejati dan Loyalitas Tanpa Batas mengkoment status saya "jancok kon...Aremania Musiman kon iku...matio coooookkkk...". Karena Facebook saya anggap mainan, jadi saya tanggapi dengan santai, "yo mati'o dewe... masio kon loyal tapi nggak royal yo mending Aremania Musiman ae...". Saya pun tertawa terbahak-bahak. Yes...yes...yes...

Aremania Musiman??? Ya, saya lebih baik jadi Aremania Musiman daripada jadi Aremania Setengah Bonek (mendukung Arema hanya setengah-setengah dan ragu-ragu untuk mengeluarkan dana bagi Arema). Meskipun banyak yang mengaku Aremania Sejati, itu bagi saya lebih tepat dialamatkan pada wong-wong asli Malang. Sedangkan yang mengaku Loyalitas Tanpa Batas tetapi tidak dibareng Royalitas Tanpa Batas, sama saja sebuah Loyalitas Terbatas (nggak royal/nggak memberi semua hartanya kepada klub kesayangan). Ah...senangnya menjadi seorang AREMANIA MUSIMAN, karena saya bukan AREMA (Arek Malang). Masih banyak Aremania yang setia mendukung Arema, jadi mengapa harus mengurusi seorang Aremania Musiman. Semoga Arema ke depannya semakin jaya dan bertambah banyak suporternya. Now I'm Free dan siap melanjutkan tujuan saya datang ke Malang tanpa dipusingkan masalah bal-bal'an.


Demikian sedikit cerita dari saya. Semoga berkenan di hati dan fikiran Anda. Please use your heart to read it, don't use your head. OK??? Mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan. Terima kasih. [Fe]


Comments

  1. wkakakakkak.....ngakak tenan aku sam...emang dadi suporter iku gak onok bayarane..malah kelangan duwet..tapi ketika bicara masakah kepuasan..hati yang berbicara ... http://www.kometral-nganjuk.co.cc/2010/07/kenapa-aku-harus-menjadi-aremania.html ..wasallam!!!

    ReplyDelete

Post a Comment